SELAMAT DATANG...!!!___________DI ECKO CONSELING CENTER____________SMP MUHAMMADIYAH I YOGYAKARTA

6 November 2011

Menumbuhkan Motivasi Belajar Peserta Didik (Dengan) Media Pembelajaran yang Unik dan Menarik

P
roblematika dalam dunia pendidikan sekarang ini banyak ditemui baik dari segi sarana dan prasarana, proses pembelajaran hingga pada bagaiamana membangun motivasi terhadap peserta didik. Permasalahan yang timbul tidak begitu saja muncul akan tetapi ada sesuatu dibaliknya seperti halnya pepatah mengatakan “tidak ada asap kalau tidak ada api”. Problem yang sering muncul dilapangan adalah bagaimana menumbuhkan motivasi peserta didik tanpa adanya suatu paksaan untuk belajar.
Sebagian peserta didik masih beranggapan bahwa kegiatan belajar itu tidak menyenangkan dan membosankan dan lebih memilih kegiatan lain yang dirasa lebih memberikan kenikmatan dari pada belajar. Ini menunjukkan bahwa peserta didik kurang memiliki sebuah motivasi yang baik pada dirinya.
Pada dasarnya setiap anak memiliki ketertarikan pada belajar karena dimasa inilah anak-anak memiliki keingintahuan terhadap sesuatu. Begitu juga dengan rendahnya motivasi belajar peserta didik akan membuat mereka tertarik pada hal-hal yang negatif. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Raymond J.W dan Judith (2004) bahwa secara harfiah anak- anak tertarik pada belajar, pengetahuan, seni (motivasi positif) namun mereka juga bisa tertarik pada hal–hal yang negatif  seperti minum obat- obatan terlarang, pergaulan bebas dan lainnya.
Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif/daya menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan tertentu. Sehingga bila dipahami tentang motivasi belajar adalah  sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri peserta didik untuk melakukan serangkaian kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Motivasi belajar yang dimiliki oleh peserta didik sangat beragam yang dapat ditimbulkan baik melalui peserta didik itu sendiri atau dari orang lain. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Uzer Usman,(2008). Bahwa motivasi peserta didik dapat timbul dari dalam diri individu (intrinsik) dan dapat timbul dari luar diri peserta didik (ekstrinsik).
Motivasi yang dimiliki oleh sebagian peserta didik masih kurang begitu tinggi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran disekolah. Hingga pada akhirnya peserta didik memiliki sikap acuh tak acuh terhadap kegiatan belajar dikelas. Selain dari pada itu peserta didik juga akan membiasakan diri untuk berbuat hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan belajar saat dikelas, seperti tidur, rame sendiri, ngobrol dengan teman dan lain sebagainya. Situasi seperti ini kerap kali dijumpai disekolah manapun yang dirasa oleh peserta didik kegiatan pembelajaran yang disampaikan oleh guru (pendidik)  dikelas tidak menarik. Uzer Usman sudah mengungkapkan bahwa motivasi itu timbul dari dalam dan luar. Seberapapun tingginya keinginan peserta didik untuk belajar yang didasari motivasi yang ada didalam dirinya, namun tidak didukung oleh motivasi yang ada diluar akan tidak maksimal dalam belajar. Begitu juga dengan motivasi luar dimana guru (pendidik)  sudah memberikan pembelajaran yang menarik namun peserta didik tetap tidak termotivasi. Dua hal itulah yang perlu diperhatikan oleh guru (pendidik) dalam memberikan pelajaran dikelas.
Kegiatan untuk menumbuhkan motivasi belajar peserta didik bukanlah hal mudah untuk dilakukan. Rendahnya kepedulian orang tua dan guru, merupakan salah satu penyebab sulitnya menumbuhkan motivasi belajar anak.. Fakta yang terjadi selama ini menunjukan bahwa  ketika ada permasalahan tentang rendahnya motivasi belajar peserta didik, guru dan orang tua terkesan tidak mau peduli terhadap hal itu, guru membiarkan peserta didik malas belajar dan orang tua pun tidak peduli dengan kondisi belajar anak. Maka untuk menumbuhkan motivasi belajar peserta didik orang tua dan guru perlu mengetahui penyebab rendahnya motivasi belajar anak. Salah satu faktor penyebab rendahnya motivasi belajar pada peserta didik adalah metode mengajar guru, artinya metode dan cara mengajar guru yang monoton dan tidak menyenangkan. Kurang adanya kreatifitas dari guru dalam menyampaikan materi pembelajaran di kelas.
Guru (pendidik) berfungsi sebagai manager, fasilitator atau fungsi lain yang dapat membantu peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dikelas. Seorang guru dituntut untuk mampu megelola kegiatan pembelajaran dikelas agar dapat mencapai sebuah tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan. Dalam proses pembelajaran dapat di perhatikan beberapa unsur-unsur pembedaan dalam pengelolaan pembelajaran (Martha Kaufeldt, 2008). Diantaranya (1) lingkungan fisik; artinya didalam lingkungan fisik ini perlu diperhatikan tentang pengaturan tempat duduk para peserta didik dengan tujuan agar memiliki rasa nyaman dilam proses kegiatan pembelajaran. 2) lingkungan sosial; artinya  guru untuk memeperhatikan bagaimana interaksi antar peserta didik dan menganali kelompok-kelompok dalam kelas baik kelompok belajar,teman atau yang lainnya. (3) presentasi/penyajian; artinya seorang guru menyajikan atau menyampaikan materi pembelajaran dengan memberikan sebuah konsep pembelajaran yang lansung berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. (4) isi pengajaran; artinya seorang guru untuk memperhatikan unsur isi, relevansi (keterkaitan) dan manfaat dalam proses pembelajaran dengan tujuan untuk memotivasi peserta didik. (5) proses; artinya seorang guru untuk menggunakan sumber-sumber untuk mengumpulkan informasi dan mengintegrasikan pemahaman peserta didik dalam proses kegiatan pembelajaran. (6) produk; artinya merancang berbgai macam produk dan tes bagi para peserta didik untuk memperlihatkan dan mengetahui pemahaman peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran.
Guru merupakan orang yang secara langsung berhubungan dengan belajar peserta didik dan secara lansung dapat melihat dan mengamati permasalah peserta didik terutama mengenai motivasi dalam belajar. Menurut penulis ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar peserta didik.  diantaranya; (1) Memilih cara dan metode mengajar yang  tepat termasuk memperhatikan penampilannya, (2) Menggunakan media pembelajaran yang unik dan menarik, (3) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin akan dicapai dengan jelas, (4) Menghubungkan kegiatan belajar dengan minat pesera didik, (5) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran misalnya melalui kerja kelompok, (6) Melakukan evaluasi dan menginformasikan hasilnya, sehingga peserta didik mendapat informasi yang tepat tentang keberhasilan dan kegagalan dirinya, (7) Melakukan improvisasi yang bertujuan untuk menciptakan rasa senang anak terhadap belajar. Misalnya kegiatan belajar diseling dengan bernyanyi bersama atau sekedar bertepuk tangan yang meriah, (8) Menceritakan keberhasilan para tokoh-tokoh dunia yang dimulai dengan mimpi-mimpi mereka dan ceritakan juga cara-cara mereka meraih mimpi-mimpi itu.  Ajak peserta didik untuk bermimpi meraih sukses dalam bidang apa saja seperti mimpinya para tokoh dunia tersebut, (9) Memberikan respon positif kepada peserta didik ketika mereka berhasil melakukan sebuah tahapan kegiatan belajar. Respon positif ini bisa berupa pujian, hadiah, atau pernyataan-pernyataan positif lainnya.
Di era global ini yang penuh dengan berbagai macam kemajuan teknologi di berbagai bidang menunjukkan adanya kemajuan yang baik. Kemajuan di bidang teknologi tidak hanya terjadi pada lembaga atau perusahaan yang bonafit kemajuan teknologi juga terjadi pada bidang pendidikan. Pada bidang pendidikan kemajuan teknologi dapat di lihat dari berbagi segi tidak terkecuali dalam kegiatan pembelajaran antara guru dan peserta didik didalam kelas. Dahulu pembelajaran dikelas dilakukan dengan teknik-teknik yang kita kenal dengan teknik komunikasi satu arah. Namun sekarang dengan adanya kemajuan di bidang keilmuan dan teknologi pendidikan cara-cara lama sedikit demi sedikit akan di tingalkan dan menuju pada metode atau teknik modern.
Sekarang kita dapat melihat bagaimana guru mampu untuk memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut. Pemanfaatan yang dapat digunakan oleh guru adalah bagaimana membuat sebuah media pembelajaran yang baik, menarik bahkan bila perlu unik. Bila ketiga hal itu dapat dilakakan maka salah satu efeknya adalah dapat menumbuhkan motivasi belajar pada peserta didik. Menggabungkan teknologi ke dalam pengajaran bukanlah hal yang sulit, tapi terserah guru yang memutuskan kapan dan bagaimana integrasi akan dilakukan (Hall Gene E., Quinn Linda F.,& Gollnick Donna, 2008).
Media pembelajaran diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara dalam terjadinya pembelajaran. Berdasarkan fungsinya media dapat terbentuk alat peraga dan sarana. Media pembelajaran yang di gunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran sangat mempengaruhi motivasi peserta didik. Media yang digunakan tidak akan memberikan efek yang baik bilamana media yang di buat oleh guru asal-asal-an tidak ada sebuah konsep media yang baik.
 Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada peserta didik. Selain itu media juga harus merangsang peserta didik mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan peserta didik dalam  memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong peserta didik untuk melakukan praktik-praktik dengan benar. Tugas seorang guru adalah menentukan maksud dan pengaruh teknologi (media) diberbagai situasi dan juga guru memusatkan apa yang diinginkan oleh peserta didik dalam belajar dan teknologi apa yang dapat digunakan (Hall Gene E., Quinn Linda F.,& Gollnick Donna, 2008).
Media pembelajaran yang Unik dan menarik digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran akan mempengaruhi bagaimana peserta didik belajar. Keunikan dalam membuat media pembelajaran akan memiliki nilai lebih dibanding dengan media yang hanya menampilkan tulisan dan materi saja atau media yang monoton. Media pembelajaran tidak hanya unik namun juga menarik sehingga para peserta didik akan tertarik dengan mata pelajaran atau materi yang disampaikan oleh guru dikelas. Unik dan menarik merupakan dua hal yang saling berhubungan dalam pembuatan media belajar. Media pembelajaran yang menarik belum tentu unik sehingga tidak akan membuat peserta didik ingin melihat atau memperhatikan. Namun bilamana media pembelajaran yang di buat secara unik tentu akan menarik akan tetapi terlepas dari itu semua dua hal tersebut akan lebih bagus dikombinakasikan didalam membuat media pembelajaran.
Secara garis besar setiap individu khususnya peserta didik memiliki kadar pemahaman dan kemampuan yang berbeda-beda. Kadar inilah yang perlu diperhatikan oleh setiap guru agar dalam kegiatan proses belajar dapat berjalan dengan baik. Seperti halnya guru memperhatikan materi dan media pembelajaran yang akan digunakan. Lima hal yang dapat penulis bagikan kepada para pembaca mengenai bagaimana seorang guru menyiapkan media pembelajaran yang baik tentunya memiliki nilai ke-unik-an dan ke-menarik-an. (1) Pilih sebuah media yang mudah untuk digunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran. (2) Sesuaikan antara materi pembelajaran dengan media yang digunakan. (3) Aturlah media pembelajan yang dipilih dengan warna dan tulisan yang jelas bila media tersebut digabungkan dengan media yang lainnya. (4) Media pembelajaran yang dipilih usahakan dengan menggunakan sebuah gambar, musik atau hal yang lain agar tidak monoton. (5) Usahakan dalam media pembelajaran yang dipilih diselipkan sebuah video/film yang berhubungan dengan materi yang disampaikan.
Lima hal tersebut dapat dilakukan oleh seorang guru dalam menyiapkan sebuah media pembelajaran. Media pembelajaran tentunya mudah untuk dipahami dan sebaiknya memiliki unsur  ke-unik-an dan ke-menarik-an.  Media tersebut sangat baik untuk menumbuhkan motivasi peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar dikelas. Semoga informasi yang sedikit ini dapat memberikan manfaat kepada yang membacanya dan masih banyak referensi-referensi yang lain yang dapat dijadikan acuan bagaimana memahami media pembelajaran yang baik. 

DAFTAR PUSTAKA
Hall Gene E., Quinn Linda F.,& Gollnick Donna M. (2008) Mengajar dengan Senang (Menciptakan Perbedaan dalam Pembelajaran Siswa). Jakarta: PT Indeks
Kaufeldt Martha (2008) Wahai Para Guru Ubahlah Cara Mengjarmu. Jakarta: PT. Indeks
Usman, Uzer (2008) Menjadi Guru (pendidik)  Profesional. Bandung:  Remaja Rosdakarya
Wlodsowski R.J  & Jaynes J.H. (2004) Hasrat Untuk Belajar. Jogjakarta: Pustaka Pelajar



Tidak ada komentar:

Posting Komentar